Senin, 02 Mei 2011

Integritas

Diastana ku merana
Disetiap air mata q coba tetap membaca
Di Antara bahasa hati dan amarah                                                
Langkah-langkah  harapan yang hilang   
Lenyap bersama omong kosong yang membentang
fasinya kebebasan itu masih terkekang 
Pedasnya air samudra dan kemunafikan
Sistem yang masih selalu menikam waktu kita
Hak-hak yang selalu terlupakan
Pedis mimpi yang menghampiri perjuangan kita
Kacamata diri tak dapat menatap pasti
sudut-sudut diskusi pun menjadi tak berarti
apalagi yang harus ku mengerti saat hari ini masih tak jauh lebih berarti
dari setiap negeri hidup yang penuh caci maki
di setiap malamku menyendiri
merangkum derita disetiap kesepian
andai bisa kurangkai angkasa dan ku tulis perasaanku padamu
akan kutuang hingga batas maksimal kemampuanku
agar kau mau mengerti dibalik semua cerita nada bahasa yang pernah ada
kutakkan pernah melupakanmu


dapatkah kau tetap bijak 
walau kepercayaan tertikam dari belakang
dapatkah termaafkan salah
 lalu panjatkan syukur dan meeredam prasangka
reduksikan amara di indahnya hegemoni kita
di hadirat Ilahi ku bertahan
dalam telapak tangannya ku berteduh
dan iman ini sejukkan nurani
masih perdulikah tuhan pada diri ini
entahlah bersyukur lalu ku bersujud
rebahkan lutut tak kan ku ratapi maut
disetiap batas waktuku berserah
dan restui rencana perjuangkan takdir hidupku
jika dapat ku bentangkan mimpi
dan ijinkan ku menjinakkan duka
karna mata ini terlalu lelah menyimak darita
dan hati ini terlalu letih menapaki hari
di setiap langkah ku menyimak nestapa
waktu yang selalu melukis cerita
luka. Duka dan suka menjadikan semua kenangan yang penuh canda tawa
kadang hari pula begitu membosankan
menyulut emosi disetiap batas-batas mimpi kita
kau dan aku kawan kita semua
akan ku kenang selalu di dalam hatiku 
 
biarkan setiap detik ini berjalan
dan waktupun akan segera bicara
di indahnya crita yang menghias arti perjalanan kita
kadang pula duka memiliki hujangan yang jauh lebih bermakna
bersama air mata ku coba mengambil hikmah
dan mengevolusikan semua menjadi suka
masih ingat kau hai pemburu asmara
saat kita tersenyum bersama dan kita selalu berangkulan bersama meretakkan masalah
dapatkah kau belajar dari hari-hari mu
dapatkah kau kalahkan musuh terbesar dalam dirimu
hatimu nurani, sikap introspeksi dan jati diri
akankah terbagi dan berakhir semua kepercayaan yang telah terbangun ini
cinta kasih yang menyusuri di setiap mimpi
dan harapan yang menggarisi cita-cita
langkah kadang begitu hampa
terlalu dingin dan tak bersuara
hingga di suatu saat nanti perjalanan ini akan segera berakhir
dan tak perlu lagi duka
seperti saat kita selalu bersama
saat kita selalu bersama menaklukkan semua
dari seorang yang tak pernah melupakan kalian

By : Thufail Alghifari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo silakan isi komentar di bawah ini