Setiap insan selain dibekali oleh akal dan hawa nafsu juga memiliki nurani atau suara hati. Dengan akalnya seorang anak manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, benar dan salah, berpikir tentang alam semesta dan dirinya sendiri, serta sebagai alat untuk mengetahui asal usulnya dan siapa Penciptanya. Sementara hawa nafsu berfungsi untuk mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya – ambisi, ego, amarah, harga diri, lapar, haus, birahi dan sebagainya. Sedangkan nurani berfungsi sebagai penasihat yang jujur bagi dirinya. Apa yang dikatakan selalu benar. Suara hati ini senantiasa mengingatkan sang insan meskipun hawa nafsunya telah menutupi akalnya. Kezaliman paling besar yang dilakukan oleh manusia adalah ketika hawa nafsunya mengingkari akalnya dan menindas suara hatinya sendiri.
*****
Didalam diri orang yang tidak mengikuti nuraninya, terdapat kelemahan iman terhadap Allah dan akhirat. Kelemahan ini mengarah kepada berbagai kerusakan moral yang membuat orang ini menjadi semakin cenderung untuk mengabaikan nuraninya. Nurani orang-orang yang tidak mau menerima agama juga tahu tentang kebajikan dan eksistensi Allah, namun oleh karena berbagai alasan mereka tidak mau mengikuti perkara-perkara yang mereka akui kebenarannya ini. Di dalam al-Qur’an, Allah menyatakan didalam banyak ayat bahwa manusia sengaja ingkar skalipun mereka telah memahami dan nurani merekapun sudah merasa yakin.